1. Betacam
Betacam merupakan format analog pengganti U-Matic dalam penggunaan video untuk penyiaran (broadcasting). Semua stasiun TV diwajibkan menggunakan format Betacam dan yang ingin memutar videonya di televisi, wajib menyerahkan dalam format Betacam. Setelah mendominasi sistem video dunia penyiaran televisi, peralatan penyiaranpun didominasi dengan label “BETACAM Support/Compatible”, mulai dari Kamera Video, Video Switcher, bahkan hingga Sistem Penyiaran RF (Radio Frekuensi).
Stasiun-stasiun televisi swasta di Indonesia yang muncul di tahun 1987 – 1995 berinvestasi dengan sistem Betacam dan sistem penyiaran serta teknologi video Betacam masuk ke Indonesia mulai tahun 1987 (dimulai dari TVRI).
Betacam terus dikembangkan oleh SONY untuk mempertahankan format dari Betacam yang pernah ‘mendewa’. Apapun format video Betacam, akan tetap bertahan menggunakan jenis kaset yang sama.
Betacam terdiri dari 2 macam yaitu: Betacam digital yang berawarna biru & Betacam analog yang berwarna abu-abu.
2. DV
DV merupakan format perekaman standar digital video yang mampu memproduksi gambar berukuran 720 x 576 (PAL) dan 720 x 480 (NTSC) dengan kemampuan penangkapan garis horizontal maksimal 576 line. Teknologi DV dikompresi dengan rasio 5:1 dan menghasilkan bitrate 25Mb/detik atau jika di transfer ke hard disk untuk diproses lebih lanjut, format DV menghabiskan 13,2Gb/jam. Dengan sistem Intraframe Compression, data yang ada pada kaset DV dapat di transfer secara digital dengan menggunakan teknologi Firewire (Applecode : IEEE/1394) atau yang biasa disebut dengan i-Link untuk membuat DV tidak kehilangan kualitas pada hambatan yang terdapat dalam kabel koneksi analog (seperti pada kabel komponen Y’CbCr/BNC). Teknologi transfer data video digital ini dibuat karena memang teknologi DV dirancang untuk diedit secara digital (Non-Linear Editing) atau editing dengan menggunakan software editing pada komputer.
3. Mini DV
Mini DV merupakan bentuk pertama dari pengemasan format DV, yang disebut “S-Size DV”. Pita kaset Mini DV dengan kesepakatan bersama menjadi kaset standar teknologi DV. Bentuk kasetnya kecil dan ringkas. Harganya pun hanya berkisar antara Rp. 15.000 hingga Rp. 20.000 per kaset. Media Mini DV pun sanggup untuk merekam format DVCam atau DVCPRO. Jika Mini DV (rata-rata berdurasi 62 menit) direkam dengan menggunakan format DVCam atau DVCPRO, maka durasinya akan berkurang 22%, hal ini dikarenakan format DVCam maupun DVCPRO membutuhkan daya putar lebih cepat dari pada format perekaman menggunakan format DV.
Pada teknologi digital, jenis kaset tidak menentukan kualitas gambar. Yang menentukan adalah format & cara perekaman gambar, yang meliputi cara mengkompresi gambar yang ditentukan oleh codec/compressor dan juga proses merubah energi cahaya ke dalam bentuk digital pada saat pengambilan gambar oleh processor kamera tergantung kemampuan kamera kita.
4. Pita Kaset Analog
Pita Kaset Analog cukup lama berjaya sejak awal ditemukannya pita video. Video analog (berupa gelombang transfersal) adalah sebuah media yang menggunakan sinyal-sinyal analog. Sinyal-sinyal analog tersebut berisi luminance (brightness) dan chrominance (warna). Karena pita video analog membawa warna dan ketajaman, maka kualitas gambar juga ditentukan dari format pita videonya.
5. VCD
VCD adalah kompresi MPEG-1 dengan ukuran gambar yang sangat kecil, yaitu 352 x 288 (PAL), 350 x 240 (NTSC) sebanyak 200 line.
6. DVD
DVD-Video (Digital Versetail Disc Video) bekerja mirip dengan VCD, dimana data video ditulis dalam kepingan DVD. Ketika dibaca oleh player, baru software yang ada di dalam player menterjemahkan data tersebut sebagai data video. Hanya saja yang berbeda, video yang berformat DVD menggunakan kompresi MPEG-2 dan mampu menghasilkan gambar seukuran DV, yaitu 720 x 576 (PAL) dan 720 x 480 (NTSC) dengan jumlah garis horizontal 576 line. Bitrare pada DVD lebih fleksibel, tergantung kualitas yang diinginkan. Semakin kecil bitrate yang digunakan, semakin kecil pula file video yang dihasilkan, dan semakin banyak pula durasi video yang dapat di tampung pada satu keping DVD. Bitrate yang banyak digunakan antara lain 3000kb/detik (untuk durasi 120 menit), 6000kb/detik (90 menit) dan 9000kb/detik (60 menit).
7. HDCam
HDCAM dapat merekam gambar dengan kompresi Uncompressed, dan beresolusi gambar 1920 x 1080 dan ini adalah awal munculnya format HD. Teknologi HDCam dan DVCPRO HD membutuhkan kecepatan transfer data sebesar 100mb/detik. Kecepatan yang sulit untuk mendapat dukungan komputer konsumen saat ini. Sehingga format ini didesain untuk proses editing linear menggunakan kabel komponen Y’CbCr.
8. Video Home System
Video Home System (VHS) merpuakan format video dengan lebar penampang pita 16mm yang dikeluarkan oleh pendatang video baru dari Jepang, Japan Victor Company (JVC) di tahun 1976. VHS memiliki durasi putar lebih lama (maksimal 180 menit). Sementara saat dipercepat (play-fastforward) atau dimundurkan (play-rewind), VHS dapat menghasilkan gambar yang bersih.
Resolusi video yang dihasilkan adalah 350 x 311px, 250line.
9. Pita Kaset Video Digital
Format Video Digital merupakan sebuah format yang menjadikan pita magnetik kaset sebagai media penyimpanan data (secara digital), bukan media penyimpanan gelombang transfersal video (seperti pada analog). Alhasil, pada kaset video digital, kualitas bukan ditentukan oleh kaset, karena kaset hanya digunakan sebagai media penyimpanan data yang memiliki kemampuan menyimpan data hingga sebesar 25Mb/detik dan kemampuan mereproduksi garis-garis horizontal sebanyak 520 lines.
Dalam video digital ada 2 unsur yang berbeda, yaitu: Jenis Kaset Video itu sendiri (yang berupa pita magnetik biasa) dan Jenis Format Perekaman Video. Kaset hanyalah media penyimpanan.
10. HDV (High Definition Video)
HDV adalah teknologi yang ditujukan untuk mengganti teknologi DV. HDV merupakan format dan pendatang baru yang mampu menggebrak dunia penyiaran maupun perfileman. Karena dengan niat mengganti teknologi DV, format HDV pun direkam di atas media DV (kaset DVCam & Mini DV). Di dalam kaset DV, HDV dapat direkam ke dalam 2 sistem, yaitu: PAL dan NTSC. Pada format HDV pula, perbedaan ukuran gambar di kedua sistem tidak lagi tampak. Yang tersisa adalah jumlah bingkai di setiap detiknya. PAL tetap bertahan pada 25fps (25p/50i) dan sementara NTSC pada 30fps (30p/60i).
Ukuran gambar yang dihasilkan HDV (PAL maupun NTSC) adalah 1440 x 1080 (yang kemudian akan menyesuaikan dengan ukuran HD sebenarnya 1920 x 1080).
HDV menghasilkan bitrate yang sama dengan DV yaitu 25mb/detik, karena HDV menggunakan sistem kompresi Interframe MPEG2-GOPs dan merekam dengan mengelompokan gambar.
Pada PAL, 25fps di pepatkan menjadi 12 GOPs (Group of Pictures), sementara pada NTSC, 30 gambar dipepatkan menjadi 15 GOPs. GOPs merupakan teknologi baru pada video digital yang dapat mengelompokkan beberapa gambar dalam satu kelompok gambar pada saat penyimpanan yang kemudian akan dipisahkan kembali ketika frame tersebut dibaca atau di playback.
Dalam siaran HDV, kebutuhan Color Sampling tidak lagi dibutuhkan karena siaran sudah menggunakan sistem digital, yang artinya kualitas tidak akan turun pada kabel koneksi dan gelombang siaran mereka, karena koneksi gambar dan gelombang siaran sudah menyiarkan gelombang digital berupa data-data biner dan ketika ditangkap oleh pesawat televisi konsumen gelombang digital tersebut langsung di proyeksikan oleh televisi HD yang biasa berupa televisi LCD (Liquid Crystal Device) atau plasma TV.
Belum ada tanggapan untuk "Menerapkan Prosedur Transfer Data Video Ke Media Penyimpan"
Post a Comment
Gunakan Bahasa yang sopan dan santun, jika tidak komentar akan dihapus